Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin (PTM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menunjukkan kemampuan mereka dalam inovasi teknologi manufaktur. Kali ini, sekelompok mahasiswa berhasil menciptakan sebuah alat tekuk plat sederhana yang dibuat dari limbah bahan bekas, seperti sisa logam dan komponen mesin yang sudah tidak terpakai. Inovasi ini diharapkan dapat membantu usaha kecil menengah (UKM) di bidang manufaktur untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan biaya yang lebih terjangkau.
Tim mahasiswa yang terdiri dari empat orang ini dipimpin oleh Kadek Arya Wiguna, mahasiswa semester akhir yang memiliki minat besar pada bidang fabrikasi dan manufaktur. “Ide awal kami adalah bagaimana membuat alat tekuk plat yang dapat digunakan untuk pekerjaan sederhana, seperti fabrikasi lembaran logam untuk bengkel atau UKM, dengan biaya pembuatan yang sangat minim. Kami memanfaatkan limbah logam yang sudah tidak terpakai di bengkel universitas untuk menciptakan alat ini,” ujar Kadek Arya.
Alat tekuk plat atau plate bending tool adalah alat yang digunakan untuk menekuk lembaran logam sesuai dengan sudut dan bentuk yang diinginkan. Biasanya, alat ini cukup mahal dan sulit dijangkau oleh industri kecil yang membutuhkan peralatan tersebut untuk berbagai aplikasi, seperti pembuatan komponen mesin, struktur logam, dan peralatan rumah tangga. Melihat kondisi ini, mahasiswa PTM Undiksha berinisiatif membuat versi yang lebih sederhana dengan menggunakan limbah logam sebagai bahan utamanya.
Dalam proses pembuatan, tim memanfaatkan beberapa bahan bekas seperti sisa batang besi, engsel tua, dan bagian-bagian mesin yang sudah tidak lagi digunakan. Dengan keahlian mereka dalam teknik mesin dan pemanfaatan alat-alat yang ada di bengkel universitas, tim berhasil menciptakan alat tekuk plat yang tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga tahan lama. Mereka juga melakukan beberapa uji coba untuk memastikan alat tersebut mampu menekuk plat dengan ketebalan yang bervariasi dan memberikan hasil yang presisi.
Salah satu anggota tim, Komang Wirawan, menjelaskan bahwa alat ini didesain agar mudah digunakan oleh pekerja bengkel atau pemula sekalipun. “Kami merancang alat ini dengan mekanisme yang sederhana, sehingga siapa pun bisa menggunakannya tanpa memerlukan pelatihan khusus. Meski sederhana, alat ini cukup kuat untuk menekuk plat logam dengan berbagai ketebalan, mulai dari 1 hingga 3 mm,” ungkapnya.
Inovasi alat tekuk plat ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari dosen pembimbing dan praktisi teknik di lingkungan universitas. Dr. I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T., dosen sekaligus pembimbing proyek ini, menyampaikan rasa bangganya terhadap hasil karya mahasiswa tersebut. “Inovasi ini menunjukkan bahwa kreativitas dan keterampilan teknik bisa menghasilkan produk yang tidak hanya bermanfaat secara praktis, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan limbah. Ini adalah solusi yang tepat di tengah isu keberlanjutan yang semakin penting dalam dunia industri,” tuturnya.
Dari segi manfaat, alat tekuk plat hasil karya mahasiswa ini menawarkan alternatif yang jauh lebih murah dibandingkan dengan alat-alat serupa yang tersedia di pasaran. Dengan memanfaatkan limbah bekas, biaya pembuatan alat ini menjadi sangat rendah, sehingga alat ini dapat diakses oleh UKM atau bengkel kecil yang biasanya kesulitan membeli peralatan dengan harga tinggi. Selain itu, alat ini juga menawarkan fleksibilitas, karena dapat disesuaikan untuk berbagai jenis pekerjaan fabrikasi logam.
Proses pembuatan alat ini tidak hanya melibatkan aspek teknis, tetapi juga mengajarkan kepada mahasiswa pentingnya manajemen sumber daya dan upaya pengurangan limbah. “Kami belajar bagaimana memaksimalkan penggunaan bahan yang ada dan membuat sesuatu yang fungsional dari barang bekas. Ini sangat relevan dengan prinsip ekonomi sirkular, di mana kita berupaya untuk mengurangi sampah dengan cara memanfaatkan kembali material yang sudah ada,” jelas Gede Arya, salah satu anggota tim.
Alat tekuk plat ini juga telah diuji di laboratorium manufaktur PTM Undiksha dan digunakan untuk berbagai proyek mahasiswa lainnya. Uji coba tersebut menunjukkan bahwa alat ini mampu memberikan hasil tekukan yang konsisten dan berkualitas tinggi, meskipun dibuat dari bahan-bahan bekas. Tim berharap bahwa alat ini dapat terus dikembangkan dan diadopsi oleh industri kecil di seluruh Indonesia.
Keberhasilan ini semakin memperkuat posisi PTM Undiksha sebagai salah satu program studi yang terus berinovasi dalam menciptakan teknologi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan semangat kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan, mahasiswa PTM mampu menghadirkan solusi inovatif yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan penghematan sumber daya.
Selain itu, tim pengembang alat ini juga berencana untuk melakukan beberapa penyempurnaan pada desain alat, agar lebih efisien dan mudah dioperasikan. “Kami ingin agar alat ini bisa digunakan oleh lebih banyak orang, bukan hanya di lingkungan akademik, tetapi juga oleh para pekerja bengkel dan pelaku UKM di luar sana. Kami berharap karya ini bisa memberikan dampak yang positif,” ujar Kadek.
Proyek inovatif ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi mahasiswa dan universitas, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri kecil untuk meningkatkan produktivitas mereka dengan biaya yang lebih rendah. Semoga karya ini dapat menginspirasi lebih banyak inovasi serupa di masa mendatang, baik dari segi teknologi manufaktur maupun bidang teknik lainnya.
Karya alat tekuk plat dari limbah bekas ini adalah bukti bahwa dengan kreativitas dan semangat pantang menyerah, sesuatu yang sederhana bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat. Mahasiswa PTM Undiksha terus membuktikan bahwa inovasi yang mereka ciptakan tidak hanya relevan dengan kebutuhan industri saat ini, tetapi juga mampu memberikan solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh dunia teknik dan manufaktur di Indonesia.